kepada laela dengan penuh perasaan,
satu per satu dongeng mulai kuracik seperti kopi.
Pekat, harum dan sesuai takaran.
Kau mungkin akan suka. Tetapi rupanya kau tak membutuhkan gula.
“Bisakah kau tambahkan senja saja?” Aku terdiam. Lama.
Oktober begitu kering.
Mimpimu tetap senja.
Maka perihal-perihal yang berserakan di sudut sana.
Mari kita rapikan saja.
Sebab kau sungguh tahu aku tak pernah suka,
berantakan.
Seperti perasaan.
No comments:
Post a Comment